Tuesday, June 18, 2013

RED FOOT (GEOCHELONE CARBONARIA)


RED FOOT (GEOCHELONE CARBONARIA)

Red footed tortoise (Geochelone Carbonaria) dikenal dengan nama Jabuti di Brazil dan Morrocoy di Venezuela. Sering kali amanya disingkat jadi Redfoot aja, Redfoot berasal dari Amerika Selatan dan sangat populer sebagai reptile peliharaan. Nama redfoot sudah bisa ditebak didapatkan dari warna merah atau oranye yang terdapat pada tempurung dan sebagian kepala & ekornya. Satwa unik ini termasuk dalam  Appendix Cites II (Convention of International Trade Endanger Species), yang artinya binatang ini tidak boleh di expor dari negara asalnya tanpa surat ijin. Redfoot punyai kerabat yang berukuran lebih besar yaitu Yellow footed tortoise (Geochelone denticulata) yand dikenal juga sebagai Brazilian Giant tortoise. Redfoot bisa mencapai usia 40 sampai 50 tahun jika dipelihara dengan benar.

Perbedaan Redfoot Jantan dan Betina bisa dibedakan dari ukuran tubuhnya. Ukuran panjang tubuh redfoot berkisar antara 25.4 cm sampai dengan 35.6 cm. Walaupun jarang tapi ada redfoot yang memiliki panjang tubuh mencapai 40 cm. Redfoot jantan memiliki tubuh yang lebih panjang dan lebih berat dari betina, tapi panjang dan lebar tubuh cenderung sama. Berat redfoot jantan dapat mencapai kurang lebih 9 kg sedangkan betina memiliki berat tubuh yang lebih ringan. Redfoot memiliki bentuk tubuh hourglass yang unik, tempurungnya melengkung kedalam dibagian tengahnya atau biasa disebut bagian pinggang, biasanya bentuk ini nampak lebih jelas pada redfoot jantan. Pejantan dewasa juga memiliki ekor yang lebih panjang dan lebih lebar dari betina.

Reproduksi atau perkawinan bisa terjadi kapan saja sepanjang tahun, namun tampaknya musim penghujan mempunyai pengaruh terbesar dalam reproduksi redfoot. Umumnya akan terjadi pertarungan dalam masa genting ini dan membutuhkan lebih dari satu jantan untuk menstimulasi proses perkawinan, namun ada kalanya dalam suatu grup para pejantan saling mengacuhkan satu sama lain dan proses perkawinan terjadi dalam situasi yang damai. Pejantan biasanya membutuntuti betina untuk beberapa waktu sampai mereka berada pada posisi yang paling baik untuk mulai proses perkawinan. Pejantan akan menindih betina dan mengeluarkan suara yang tidak lazim selama perkawinan terjadi. Suaranya cukup beirisik mirip seperti suara seekor ayam. Bentuk tempurung bawah pejantan yang cekung memungkinkan ia untuk terus berada pada posisi kawin yang cukup lama walaupun betina terus bergerak kesana kemari.

Betina akan menampakkan tanda-tanda kegelisahan pada saat ia siap untuk bertelur. Waktu yang paling umum untuk bertelur adalah pada petang hari dan tempat yang lebih disukai adalah tempat yang cukup lembab. Betina kadang menggali lubang beberapa kali sebelum memutuskan untuk bertelur, jika ruangan yang tersedia tidak terlalu luas, tutuplah lubang yang baru tergali karena kemungkinan besar ia akan bertelur ditempat yang sama keesokan harinya. Sarang redfoot terlihat lebih dangkal dari sarang pada spesies lain hingga terkadang telur tidak tertutup tanah dengan sempurna. Betina redfoot dapat bertelur beberapa kali dalam setahun. Satu masa bertelur dapat menghasilkan kurang lebih 8 hingga 15 butir.

Sebelum anda mengambil telur-telur dari sarangnya, aturlah suhu inkubator anda diantara 29 C hingga 31 C.

Siapkan wadah pengeraman dan isi setengah penuh dengan vermiculite yang dicampur air dengan skala 1:1 untuk mencapai kelembaban yang optimal. Galilah sarang dan kumpulkan telur denga hati-hati dan jangan sampai membalikan posisi telur. Jika posisi telur terbalik, embrio didalam telur bisa tenggelam dan mati.

Tandailah telur dengan pensil lunak jika diinginkan untuk memonitor jangka waktu pengeraman lalu kuburkan telur didalam campuran vermiculite setengah tinggi, atau setengah terkubur. Lubang angin dalam wadah telur tidak dibutuhkan bila kelembaban didalam dapat dipastikan selalu berkisar pada 70 sampai 80 persen. Masukan wadah pengeraman kedalam inkubator.

Pengembunan sangat baik untuk menjaga level kelembaban yang dibutuhkan, dapat dihasilkan dengan meletakan sponge (busa penyerap air) yang dibasahkan didalam inkubator. Bukalah inkubator setiap hari agar telur-telur mendapat pergantian udara segar.

Letakan minimum dan maksimum termometer didalamnya dan sedekat mungkin dengan telur sehingga suhu dalam inkubasi selalu termonitor. Keadaan suhu disekitar suhu bawah (29 C) akan memicu terbentuknya tortoise jantan dan keadaan suhu disekitar suhu atas (31 C) akan memicu terbentuknya tortoise betina. Tapi harus diperhatikan bahwa suhu yang tinggi bisa menyebabkan frekuensi penetasan yang rendah dan mutasi pada bayi redfoot. Suhu yang paling baik untuk menghasilkan campuran kedua jenis kelamin adalah 84F (29 Celcius)

Inskubasi atau pengeraman dapat berlangsung dari 120 hingga 190 hari, yang paling umum telur akan menetas setelah 145 hari. Pada sumber lain juga mengatakan, waktu penetasan berkisar antara 105 hingga 202 hari.

Penetasan adalah proses yang amat melelahkan bagi bayi redfoot dan dapat memakan waktu hingga 3 hari. Pertama kali bayi redfoot akan merobek cangkang telur dengan gigi susu yang terdapat pada rahang bagian atas, gigi susu ini akan menghilang nantinya. Lalu bayi redfoot akan menetap didalam cangkang telur selama beberapa hari untuk menghabiskan putih telur.

Pada saat ini satu demi satu telur yang sedang menetas dapat diletakan didalam wadah kecil seperti gelas atau cangkir plastik yang berisi vermiculate, lalu letakkan kembali kedalam inkubator. Cara ini sangat baik untuk menjaga kemungkinan penetasan yang berantakan. Penetasan banyak telur dalam satu wadah dapat berbahaya, karena pada saat keluar dari cangkangnya bayi redfoot yang satu akan menginjak dan menabrak telur lain dan tak jarang beberapa bayi akan mati.

Setelah bayi redfoot meninggalkan cangkang telurnya, gantilah medium vermiculite dalam gelas plastik dengan tisue handuk yang dibasahi, biarkan mereka didalam wadah dan inkubator selama lima hari.  Tidak jarang masih terdapat “yolk sac” (kantung kuning telur) yang menempel pada perut bayi redfoot, berbentuk bulatan tepat ditengah perut bagian bawah. Jangan lepas yolk sac dengan paksa dan biarkan hingga habis terserap. Tak jarang pula bayi redfoot masih memiliki ukuran yolk sac yang sangat besar seperti tumor, berhati-hatilah jangan sampai tertusuk atau pecah. Balurkan pelumas seperti vaseline pada yolk sac dan letakkan bayi redfoot tersebut dalam wadah gelas plastik dengan handuk tisue basah sebaga mediumnya. Biarkan hingga yolk sac habis terserap. Selama yolk sac masih ada, bayi redfoot tidak akan makan atau minum.

Setelah yolk sac terlepas, berilah cairan antiseptik pada bekas yolk sac dan biarkan hingga mengering lalu pindahkan bayi redfoot kedalam aquarium atau wadah dengan medium yang terdiri dari lumut dan pasir. Aturlah pencahayaan dan suhu yang sama seperti pada pengaturan bagi redfoot dewasa. Sediakan tempat air yang cukup dangkal dan pastikan aquarium selalu lembab karena bayi redfoot sangat rentan pada dehidrasi.

Sumber info: http://www.satwaunik.com/informasi-umum/breeding-redfoot-torto/
Sumber foto: http://www.theturtlesource.com/turtleContainer/HONEYredfootTWO.jpg
Red footed tortoise (Geochelone Carbonaria) dikenal dengan nama Jabuti di Brazil dan Morrocoy di Venezuela. Sering kali amanya disingkat jadi Redfoot aja, Redfoot berasal dari Amerika Selatan dan sangat populer sebagai reptile peliharaan. Nama redfoot sudah bisa ditebak didapatkan dari warna merah atau oranye yang terdapat pada tempurung dan sebagian kepala & ekornya. Satwa unik ini termasuk dalam Appendix Cites II (Convention of International Trade Endanger Species), yang artinya binatang ini tidak boleh di expor dari negara asalnya tanpa surat ijin. Redfoot punyai kerabat yang berukuran lebih besar yaitu Yellow footed tortoise (Geochelone denticulata) yand dikenal juga sebagai Brazilian Giant tortoise. Redfoot bisa mencapai usia 40 sampai 50 tahun jika dipelihara dengan benar.

Perbedaan Redfoot Jantan dan Betina bisa dibedakan dari ukuran tubuhnya. Ukuran panjang tubuh redfoot berkisar antara 25.4 cm sampai dengan 35.6 cm. Walaupun jarang tapi ada redfoot yang memiliki panjang tubuh mencapai 40 cm. Redfoot jantan memiliki tubuh yang lebih panjang dan lebih berat dari betina, tapi panjang dan lebar tubuh cenderung sama. Berat redfoot jantan dapat mencapai kurang lebih 9 kg sedangkan betina memiliki berat tubuh yang lebih ringan. Redfoot memiliki bentuk tubuh hourglass yang unik, tempurungnya melengkung kedalam dibagian tengahnya atau biasa disebut bagian pinggang, biasanya bentuk ini nampak lebih jelas pada redfoot jantan. Pejantan dewasa juga memiliki ekor yang lebih panjang dan lebih lebar dari betina.

Reproduksi atau perkawinan bisa terjadi kapan saja sepanjang tahun, namun tampaknya musim penghujan mempunyai pengaruh terbesar dalam reproduksi redfoot. Umumnya akan terjadi pertarungan dalam masa genting ini dan membutuhkan lebih dari satu jantan untuk menstimulasi proses perkawinan, namun ada kalanya dalam suatu grup para pejantan saling mengacuhkan satu sama lain dan proses perkawinan terjadi dalam situasi yang damai. Pejantan biasanya membutuntuti betina untuk beberapa waktu sampai mereka berada pada posisi yang paling baik untuk mulai proses perkawinan. Pejantan akan menindih betina dan mengeluarkan suara yang tidak lazim selama perkawinan terjadi. Suaranya cukup beirisik mirip seperti suara seekor ayam. Bentuk tempurung bawah pejantan yang cekung memungkinkan ia untuk terus berada pada posisi kawin yang cukup lama walaupun betina terus bergerak kesana kemari.

Betina akan menampakkan tanda-tanda kegelisahan pada saat ia siap untuk bertelur. Waktu yang paling umum untuk bertelur adalah pada petang hari dan tempat yang lebih disukai adalah tempat yang cukup lembab. Betina kadang menggali lubang beberapa kali sebelum memutuskan untuk bertelur, jika ruangan yang tersedia tidak terlalu luas, tutuplah lubang yang baru tergali karena kemungkinan besar ia akan bertelur ditempat yang sama keesokan harinya. Sarang redfoot terlihat lebih dangkal dari sarang pada spesies lain hingga terkadang telur tidak tertutup tanah dengan sempurna. Betina redfoot dapat bertelur beberapa kali dalam setahun. Satu masa bertelur dapat menghasilkan kurang lebih 8 hingga 15 butir.

Sebelum anda mengambil telur-telur dari sarangnya, aturlah suhu inkubator anda diantara 29 C hingga 31 C.

Siapkan wadah pengeraman dan isi setengah penuh dengan vermiculite yang dicampur air dengan skala 1:1 untuk mencapai kelembaban yang optimal. Galilah sarang dan kumpulkan telur denga hati-hati dan jangan sampai membalikan posisi telur. Jika posisi telur terbalik, embrio didalam telur bisa tenggelam dan mati.

Tandailah telur dengan pensil lunak jika diinginkan untuk memonitor jangka waktu pengeraman lalu kuburkan telur didalam campuran vermiculite setengah tinggi, atau setengah terkubur. Lubang angin dalam wadah telur tidak dibutuhkan bila kelembaban didalam dapat dipastikan selalu berkisar pada 70 sampai 80 persen. Masukan wadah pengeraman kedalam inkubator.

Pengembunan sangat baik untuk menjaga level kelembaban yang dibutuhkan, dapat dihasilkan dengan meletakan sponge (busa penyerap air) yang dibasahkan didalam inkubator. Bukalah inkubator setiap hari agar telur-telur mendapat pergantian udara segar.

Letakan minimum dan maksimum termometer didalamnya dan sedekat mungkin dengan telur sehingga suhu dalam inkubasi selalu termonitor. Keadaan suhu disekitar suhu bawah (29 C) akan memicu terbentuknya tortoise jantan dan keadaan suhu disekitar suhu atas (31 C) akan memicu terbentuknya tortoise betina. Tapi harus diperhatikan bahwa suhu yang tinggi bisa menyebabkan frekuensi penetasan yang rendah dan mutasi pada bayi redfoot. Suhu yang paling baik untuk menghasilkan campuran kedua jenis kelamin adalah 84F (29 Celcius)

Inskubasi atau pengeraman dapat berlangsung dari 120 hingga 190 hari, yang paling umum telur akan menetas setelah 145 hari. Pada sumber lain juga mengatakan, waktu penetasan berkisar antara 105 hingga 202 hari.

Penetasan adalah proses yang amat melelahkan bagi bayi redfoot dan dapat memakan waktu hingga 3 hari. Pertama kali bayi redfoot akan merobek cangkang telur dengan gigi susu yang terdapat pada rahang bagian atas, gigi susu ini akan menghilang nantinya. Lalu bayi redfoot akan menetap didalam cangkang telur selama beberapa hari untuk menghabiskan putih telur.

Pada saat ini satu demi satu telur yang sedang menetas dapat diletakan didalam wadah kecil seperti gelas atau cangkir plastik yang berisi vermiculate, lalu letakkan kembali kedalam inkubator. Cara ini sangat baik untuk menjaga kemungkinan penetasan yang berantakan. Penetasan banyak telur dalam satu wadah dapat berbahaya, karena pada saat keluar dari cangkangnya bayi redfoot yang satu akan menginjak dan menabrak telur lain dan tak jarang beberapa bayi akan mati.

Setelah bayi redfoot meninggalkan cangkang telurnya, gantilah medium vermiculite dalam gelas plastik dengan tisue handuk yang dibasahi, biarkan mereka didalam wadah dan inkubator selama lima hari. Tidak jarang masih terdapat “yolk sac” (kantung kuning telur) yang menempel pada perut bayi redfoot, berbentuk bulatan tepat ditengah perut bagian bawah. Jangan lepas yolk sac dengan paksa dan biarkan hingga habis terserap. Tak jarang pula bayi redfoot masih memiliki ukuran yolk sac yang sangat besar seperti tumor, berhati-hatilah jangan sampai tertusuk atau pecah. Balurkan pelumas seperti vaseline pada yolk sac dan letakkan bayi redfoot tersebut dalam wadah gelas plastik dengan handuk tisue basah sebaga mediumnya. Biarkan hingga yolk sac habis terserap. Selama yolk sac masih ada, bayi redfoot tidak akan makan atau minum.

Setelah yolk sac terlepas, berilah cairan antiseptik pada bekas yolk sac dan biarkan hingga mengering lalu pindahkan bayi redfoot kedalam aquarium atau wadah dengan medium yang terdiri dari lumut dan pasir. Aturlah pencahayaan dan suhu yang sama seperti pada pengaturan bagi redfoot dewasa. Sediakan tempat air yang cukup dangkal dan pastikan aquarium selalu lembab karena bayi redfoot sangat rentan pada dehidrasi.


DIAMONDBACK TERRAPIN (MALACLEMYS TERRAPIN)


DIAMONDBACK TERRAPIN (MALACLEMYS TERRAPIN

Diamondback Terrapin yang bernama ilmiah Malaclemys terrapin ini termasuk dalam keluarga Emydidae. Diamondback Terrapin dewasa yang jantan memliki panjang sekitar 5 inci sedangkan yang betina memiliki ukuran yang lebih besar yaitu sekitar 9 inci. Diamondback Terrapin tersebar di Atlantik & Gulf coast, dari New York hingga Texas di area laguna atau di perairan payau.

Sebagai salah satu kura kura terunik di America Utara, diamondback terrapin sangat emmbutuhkan konservasi. Terrapin, waluapun tidak dilindungi oleh federasi, ternyata adalah hewan yang dilindungi di banyak negara bagian. Ini artinya memelihara kura kura ini bukan hal yang legal jika tidak memiliki ijinnya. Diamondback terrapin adalah hewan yang termasuk sanagt bervariasi secra fisik, memiliki  pola tempurun yang berbeda beda, warna kulit, marking dan bentuk, bahkan pada sesame specimen dalam subspecies yang sama. Trait lain yang membedakan mereka adalah kaki belakangnya yang besar, yang menyebabkan  kura kura ini memiliki mobilitas yang cukup kuat di arus yang kuat atau arus bawah.

Diamondback terrapin memliki ukuran medium yang tempurungnya kebanyakan berwarna keabu abuan atau kehitaman. Plastron Diamondback terrapin biasanay berwarna kekuningan atau hijau keabu abuan. Dengan kulit putih yang berpola warna hitam & abu abu, kura kura ini memiliki marking unik yang mirip dengan sidik jari manusia.

Terrapin dewasa memerlukan kandang berukuran 60 gallon dengan area berjemur yang luas yang bisa dibuat dari batu sungai dan sebagainya. Lampu pemanas haruis dipasang untuk menjaga suhu supaya tetap pada 80 derajat fahrenheit. Diamondback terrapin juga membutuhkanlampu UVB dan siklus siang-malam yang menyerupai musim yang sedang berjalan. Suhu air harus kira kira 78 derajat Fahrenheit.

Diamondback terrapin liar biasa ditemukan di perairan payau, jadi menyediakan terrapin peliharaan denganair asin juga penting. Tambahkan ¼ cangkir garam per 20 galon air. Filterisasi yang baik menjaga kesehatan Diamondback terrapin. Di alam liar, diamondback terrapin adalah hewan karnivora, memakan moluska dan kepiting kecil, juga serangga dan ikan. Di penangkaran, Diamondback terrapin biasanya akan mau mengkonsumsi  makanan kura kura, serangga & ikan. Untuk selingan, berikan juga udang kecil yang sudah direbus, tapi jangan terlalu sering. Hindari member makan kepiting air tawar. Diamondback terrapin  dewasa harus diberi makan tiap hari, sedangkan yang masi remaja berikan makan beberapa kali sehari. Sumber kalsium yang baik untuk Diamondback terrapin  adalah koral yang digunakan sebagai substrat dan tulang cumi. Diamondback terrapin suka berantakan klo lagi makan , jadi berikan makan & minum di tempat terpisah.

Sumber info: http://www.satwaunik.com/informasi-umum/diamondback-terrapin/

Sumber foto: http://www.flmnh.ufl.edu/herpetology/checklist/images/turtle_malaclemysterrapinmacrospilota.jpg
Diamondback Terrapin yang bernama ilmiah Malaclemys terrapin ini termasuk dalam keluarga Emydidae. Diamondback Terrapin dewasa yang jantan memliki panjang sekitar 5 inci sedangkan yang betina memiliki ukuran yang lebih besar yaitu sekitar 9 inci. Diamondback Terrapin tersebar di Atlantik & Gulf coast, dari New York hingga Texas di area laguna atau di perairan payau.

Sebagai salah satu kura kura terunik di America Utara, diamondback terrapin sangat emmbutuhkan konservasi. Terrapin, waluapun tidak dilindungi oleh federasi, ternyata adalah hewan yang dilindungi di banyak negara bagian. Ini artinya memelihara kura kura ini bukan hal yang legal jika tidak memiliki ijinnya. Diamondback terrapin adalah hewan yang termasuk sanagt bervariasi secra fisik, memiliki pola tempurun yang berbeda beda, warna kulit, marking dan bentuk, bahkan pada sesame specimen dalam subspecies yang sama. Trait lain yang membedakan mereka adalah kaki belakangnya yang besar, yang menyebabkan kura kura ini memiliki mobilitas yang cukup kuat di arus yang kuat atau arus bawah.

Diamondback terrapin memliki ukuran medium yang tempurungnya kebanyakan berwarna keabu abuan atau kehitaman. Plastron Diamondback terrapin biasanay berwarna kekuningan atau hijau keabu abuan. Dengan kulit putih yang berpola warna hitam & abu abu, kura kura ini memiliki marking unik yang mirip dengan sidik jari manusia.

Terrapin dewasa memerlukan kandang berukuran 60 gallon dengan area berjemur yang luas yang bisa dibuat dari batu sungai dan sebagainya. Lampu pemanas haruis dipasang untuk menjaga suhu supaya tetap pada 80 derajat fahrenheit. Diamondback terrapin juga membutuhkanlampu UVB dan siklus siang-malam yang menyerupai musim yang sedang berjalan. Suhu air harus kira kira 78 derajat Fahrenheit.

Diamondback terrapin liar biasa ditemukan di perairan payau, jadi menyediakan terrapin peliharaan denganair asin juga penting. Tambahkan ¼ cangkir garam per 20 galon air. Filterisasi yang baik menjaga kesehatan Diamondback terrapin. Di alam liar, diamondback terrapin adalah hewan karnivora, memakan moluska dan kepiting kecil, juga serangga dan ikan. Di penangkaran, Diamondback terrapin biasanya akan mau mengkonsumsi makanan kura kura, serangga & ikan. Untuk selingan, berikan juga udang kecil yang sudah direbus, tapi jangan terlalu sering. Hindari member makan kepiting air tawar. Diamondback terrapin dewasa harus diberi makan tiap hari, sedangkan yang masi remaja berikan makan beberapa kali sehari. Sumber kalsium yang baik untuk Diamondback terrapin adalah koral yang digunakan sebagai substrat dan tulang cumi. Diamondback terrapin suka berantakan klo lagi makan , jadi berikan makan & minum di tempat terpisah.


ALIGATOR SNAPPING TURLE (MACROCHELYS TEMMINCKII)




Aligator snapping adalah salah satu kura-kura air terbesar. Kura-kura ini adalah spesies tunggal dari genus Macrochelys. Kura-kura ini dikategorikan kura-kura full aquatik karena setelah menetas kura-kura ini akan masuk ke air dan tidak akan pernah kembali ke daratan, kecuali kura-kura betina hanya akan kembali kedaratan saat bertelur. Klasifikasi dari kura-kura ini sebagai berikut:

Kingdom : Animalia
Pilum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Testudines
Famili : Chelydridae
Genus : Macrochelys
Spesies : Macrochelys temminckii

DISTRIBUSI DAN PENYEBARAN
Kura-kura ini adalah kura-kura air tawar terbesar di Amerika Utara. Kura-kura biasa ditemukan terutama di perairan Amerika Tenggara dari Kawasan Texas Timur bagian timur sampai ke wilayah Florida, utara sampai tenggara Kansas, Missouri, Iowa bagian tenggara, sebelah barat Illinois, Indiana bagian selatan, sebelah barat Kentucky, dan sebelah timur Tennessee. Biasanya betina akan bersarang di lahan terbuka.
Karena perdagangan hewan peliharaan eksotis dan perusakan habitat aslinya kura-kura ini sekarang dianggap sebagai spesies yang terancam kepunahan.

DESKRIPSI
Kura-kura ini dapat dilihat dengan ciri-ciri mempunyai kepala yang besar dan berat serta mempunyai cangkang yang panjang dan tebal dengan tiga scute dorsal yang berukuran besar menjadikan sebuah penampilan dan kesan yang primitif. Kura-kura ini mempunyai warna abu-abu, coklat, hitam dan hijau zaitun yang biasanya ditutupi oleh ganggang yang tumbuh ditubuhnya.
Di Kansas pada tahun 1937 pernah ditemukan kura-kura ini dengan berat 183 kg walaupun laporan tersebut tidak terverifikasi kebenaranya. Kura-kura terbesar yang terverifikasi adalah seberat 133 kg yang berada di Sheed Aquarium Chicago. Kura-kura ini dapat melakukan perkembangbiakan pada saat mencapai berat sekitar 16 kg, dengan panjang kira-kira 38 cm. Walaupun begitu kura-kura ini akan terus tumbuh sepanjang hidup. Pada umumnya kura-kura aligator snapping dapat mencapai ukuran panjang kerapas sekitar 40-80-an cm dengan berat mencapai sekitar 68-80 kg.

MAKANAN
Kura-kura Aligator snapping bersifat karnivora. Pada saat masih muda sumber utama diperoleh dari memakan ikan-ikan kecil. Di alam, makanan kura-kura ini adalah ikan dan bangkai ikan, invertebrata, bangkai dan amfibi. Tapi kura-kura ini pernah diketahui juga memakan ular, anak buaya, dan kura-kura lainnya. Di penangkaran mereka dapat hampir mengkonsumsi segala jenis daging termasuk daging sapi, ayam, dan babi walaupun tidak baik jika dikonsumsi jangka panjang. Kura-kura ini tidak mau makan jika terkena suhu yang ekstrim.

REPRODUKSI DAN UMUR
Kura-kura ini mencapai kematangan seksual pada umur sekitar 12 tahun. Perkawinan berlangsung tahunan dari awal semi di selatan dan musim semi di utara. Sekitar 2 bulan kemudian betina bertelur. betina dapat bertelur hingga 10-50 telur. Jenis kelamin kura-kura ditentukan oleh suhu pada saat inkubasi. Sarang biasanya dibuat sekitar 50 meter dari tepian air, ini dilakukan untuk mencegah sarang tergenang dari air. Inkubasi berlangsung selama 100-140 hari, dan kemudian menetas sekitar awal musim gugur.
Meskipun rentang hidup kura-kura tersebut di alam liar tidak diketahui tetapi diyakini bahwa kura-kura ini dapat hidup selama 200 tahun. Tapi pada umumnya kura-kura ini dapat mencapai umur sekitar 80-120 tahun lebih. Sedangkan di dalam penangkaran kura-kura ini dapat hidup antar 20 sampai 70 tahun.


Monday, June 3, 2013

RED-EARED SLIDER (TRACHEMYS SCRIPTA ELEGANS)




Kura-Kura red-eared slider ini biasanya juga disingkat RESl merupakan kura-kura yang paling umum kita temui di petshop. Kura-kura ini adalah kura-kura semi aquatik yang artinya kura-kura ini membutuhkan air dan daratan untuk hidup. Kura-kura ini merupakan keluarga dari Emididae. Nama red-eared slider didapat dari warna merah yang berada dekat disekitar kedua sisi telinga, sedangkan slider didapat dari kemampuan kura-kura ini dari bebatuan atau kayu ke dalam air dengan cepat. Klasifikasi kura-kura RES sebagai berikut:

Kingdom: Animalia
Pilum: Chordata
Kelas: Reptilia
Subkelas: Anapsida
Ordo: Testudines
Famili: Emydidae
Genus: Trachemys
Spesies: Trachemys scripta
Subspecies: Trachemys scripta elegans

TINGKAH LAKU
Kura-kura RES ini senang berjemur dibawah sinar matahari. Kura-kura ini hanya pergi kedaratan pada saat berjemur dan bertelur. Pada saat berjemur mereka akan langsung meluncur ke air jika dirasa ada bahaya atau predator yang mendekat. Kura-kura ini sangat pandai dan lincah berenang saat mereka mengejar mangsa.
Kura-kura ini tidak mempunyai air liur seperti pada kebanyakan kura-kura air lainnya sehingga mereka harus makan pada saat berada di dalam air.

DESKRIPSI
Kura-kura RES betina mempunyai ukuran lebih besar dibandingkan dengan kura-kura jantan sekitar 25 sampai 33 cm, sedangkan ukuran jantan hanya 20 sampai 25 cm. Garis merah pada sisi kepala membedakan kura-kura ini dengan kura-kura spesies lain yang ada di Amerika Utara. Karapas oval dan rata terutama pada kura-kura jantan dan mempunyai scute bagian belakang yang berlekuk. Karapas biasanya mempunyai warna dasar hijau gelap dengan corak warna hijau yang lebih terang sampai warna hijau kekuning-kuningan. Plastron berwarna kuning gelap dengan corak yang abstrak pada bagian pusat scute. Kepala, kaki, dan ekor mempunyai warna hijau dengan corak kuning yang tidak teratur.
Ada beberapa dimorfisme pada kura-kura ini. Pada umumnya ukuran kura-kura betina lebih besar dibandingkan dengan kura-kura jantan tetapi jantan mempunyai ekor yang lebih panjang dan tebal. Kura-kura jantan juga mempunyai cakar yang memanjang yang digunakan untuk memegang betina saat melakukan perkawinan. Pada betina biasanya mempunyai kloaka yang berada pada tepi belakang karapas, sementar jantan mempunyai kloaka pada tepi belakang luar karapas. Pada jantan yang tua biasanya timbul pigmen hitam dan warna berubah menjadi hijau gelap keabu-abuan. Garis merah pada sisi kepala menghilang atau hilang.

MAKANAN
Kura-kura ini termasuk omivora atau pemakan segala. Pada alam liar kura-kura ini biasa menyantap ikan, lobster air tawar, bangkai, kecebong, siput, jangkrik, mealworm, cacing lilin, serangga air, dan berbagai jenis tumbuhan air. Sebagai hewan peliharaan, kura-kura ini harus diberi makanan yang bervariasi misalnya cacing, sayur-sayuran, pelet, dan makanan alami lainnya. Untuk suplemen juga bisa diberikan kalsium dan vitamin yang dimasukkan kedalam makanan khususnya pada saat masih muda. Kura-kura muda cenderung lebih bersifat karnivora dari pada kura-kura dewasa, hal tersebut untuk mendapatkan lebih banyak protein hewani yang sangat berguna untuk pertumbuhan kura-kura muda dan akan semakin cenderung bersifat herbivora saat kura-kura tersebut semakin dewasa. Sesekali kura-kura ini dapat diberi pakan berupa ikan, mentimun atau tomat.

HABITAT DAN EKOLOGI
Pada habitat liarnya kura-kura ini biasa hidup di perairan dangkal dan tenang serta terdapat banyak sinar matahari dan vegetasi yang melimpah. Di Eropa kura-kura ini bersifat oportunistik yang sering menempati perairan-perairan yang dekat dengan tempat tinggal manusia dan juga tempat-tempat rekreasi.

PERSEBARAN
Kura-kura ini sebenarnya berasal dari Amerika dan persebaran alami dari Amerika bagian timur sampai tengah. Saat ini kura-kura tersebut hidup liar di negara bagian dari Amerika Serikat (Arizona, California, Hawaii Kepulauan, timur laut Serikat), Guadeloupe (Prancis)Portugal: luas, terutama di selatan, Spanyol, Prancis, Italia, Slovenia, Yunani, Austria, Jerman, Swiss, Belanda, Turki, Israel, Afrika Selatan, Taiwan, Thailand, Kamboja, Indonesia, dan Australia.

KURA-KURA MONCONG BABI (CARETTOCHEYLYS INSCULPTA)


KURA-KURA MONCONG BABI (CARETTOCHEYLYS INSCULPTA)

          Moncong babi adalah kura-kura yang sangat aneh. Tampangnya yang morfologikal, pengetahuan yang terbatas dan grup kebetulan semua menyebabkan penaruhan filogenetika yang tidak benar dan juga mengenai sejarah alam yang tidak pasti. Data fosil untuk genus kura-kura ini kembali ke Miocene di Papua New Guinea. Ramsay pertama kali menerangkan jenis ini dari material yang dikumpulkan pada tahun 1885 dari ekspedisi Royal Geographic Society, lokasi di sungai Strickland. Pertama kali dideskripsikan sebagai Pleurodire dan diajukan sebagai hubungan kura-kura air tawar dan kura-kura air laut. Genus ini lalu ditetapkan ke keluarga baru Carrettochelyidae dan Baur memindahkan ke Carretochelys dan keluarga Carretochelyidatenya ke Cryptodires dan memperlihatkan persamaannya ke Trionychia.

          Tulisan yang mendalam yang pertama kali dicetak tentang kebutuhan pemeliharaan atau prilaku di captivity moncong babi adalah tulisan yang ditulis oleh Dorrian. Tulisan lainnya seperti Konservasi Biologi kura-kura moncong babi oleh Georges dan Rode atau Moncong babi oleh Bargeron membahas sedikit tentang pemeliharaan, meninggalkan beberapa informasi yang berguna.

          Di seluruh dunia ini ada beberapa kebun binatang dan individu yang memelihara kura-kura ini. Kebun binatang ini adalah Bronx Zoo di New York USA, Pittburgh Zoo di New Jersey USA Zoological Garden Wilhelma di Stuttgart, Germany, Territory Wildlife Park di Berry Springs, Australia, Taronga Park Zoo di Sydney, Australia, Hartley Creek Crocodile Farm di Cairns, Australia, Australia Zoo di Beewah, Australia dan the University of Canberra di Australia.
Pengarang junior dan senior telah memelihara kura-kura ini selama beberapa tahun dan telah melakukan banyak pengamatan dan dirangkum pada tulisan ini.

          Karena kura-kura moncong babi adalah perenang yang baik, aquarium yang luas menjadi suatu keharusan. Alasan lainnya untuk menggunakan aquarium besar adalah karena kura-kura ini dapat tumbuh sampai 22,5 kg dan panjang 56.3 cm. Ukuran aquarium harus memberi kura-kura bergerak bebas dan juga dapat bersembunyi jika diperlukan. Waktu kura-kura ini ketakutan, mereka kabur seperti roket. Kura-kura muda diamati dapat melompat dari aquarium yang satu ke aquarium lainnya yang bersebelahan yang permukaannya hanya 2 cm dari ujung aquarium. Tambah besar aquarium, lebih kecil kesempatan untuk kura-kura terluka.

          Karena kura-kura moncong babi dapat menjadi agresif kepada yang lainnya, aquarium besar juga dapat membantu menurunkan kepadatan. Prilaku agresif akan jelas terlihat. Prilaku agresif ini sudah dapat terlihat pada kura-kura yang hanya berumur enam bulan, tetapi dapat pula prilaku ini muncul pada umur yang lebih muda. Sebaliknya, Roempp mengatakan bawah setelah memiliki lima tahun kura-kura ini mulai memperlihatkan prilaku yang agresif satu sama lainnya. Prilaku agresif diperlihatkan dengan menggigit dan daerah yang sering digigit adalah ujung poseterior pada karapas, peripherals keenam sampai kesepuluh dan pygal, bagian dorsal leher dan lekukan kulit yang memanjang lateral pada setiap sisi dari dibawah permukaan ekor ke daerah paha dan turun ke lengan belakang. Karena rahangnya yang baik, gigitannya cukup menyakitkan dan dapat berdarah.

          Pasir kali yang telah dicuci bersih dapat dipakai sebagai lapisan dasar aquarium. Jika lapisan cukup tebal, dapat menyediakan sebagai tempat persembunyian atau peristirahatan untuk kura-kura moncong babi karena mereka mebenamkan/mengubur mereka sendiri. Di beberapa occasions, mereka diamati melakukan ini sampai unjung probosics. Jika kepadatan jumlah kura-kura sangat tinggi maka pemakaian lapisan pasir yang tebal, dengan kayu/dahan/akar air dianjurkan untuk memberi tempat persembunyiaan dan mencegah kura-kura mengigit satu sama lain.

          Kelihatannya kura-kura moncong babi dapat berprilaku sangat berbeda pada toleransi dengan jenis testudines lainnya.

          Menurut Dorrian, kura-kura moncong babi tidak memperlihatkan sifat agresif mereka terhadap kura-kura dari Chelidae (Macrochelodina expansa, Macrochelodina rugosa, Chelodina longicollis, Emydura macquarii krefftii and Elseya latisternum).

           Sebaliknya, menurut Roempp ada beberapa masalah yang ditimbulkan dalam memelihara kura-kura moncong babi bersama kura-kura jenis lainnya. Saya mempunyai masalah dengan Macrchelodina rugosa betina. Kura-kura betina ini mendapat beberapa gigitan yang parah di lengan belakangnya oleh kura-kura moncong babi betina saya.; Kejadian yang sama terjadi terhadap Macrochelodina expansa. Sebaliknya kura-kura moncong babi jantan tidak pernah agresif terhadap jenis lainnya.Saya tidak tahu jika sifat agresif tergantung pada jenis kelamin. Penulis senior memelihara empat moncong babi dengan Emydura subglobosa muda dan dewasa, jenis sympatric dan tidak ada tanda-tanda agresif terhadap jenis ini.

          Untuk masalah suhu air ada beberapa macam pendapat. Dorrian menganjurkan airnya dihangatkan secara konstan pada suhu 26-27°C sedangkan Bargeron menyatakan suhu air harus antara 26.1°C dan 30°C. Georges dan Rose menganjurkan suhu air antara 28-30°C. Suhu 28-30°C ini telah ditemukan sebagai suhu optimal untuk kura-kura oleh penulis. Suhu diatas 32°C dan dibawah 26°C tidak dianjurkan karena suhu tubuh kura-kura ini tergantung oleh suhu air di sekitarnya. Di alamnya, kura-kura moncong babi dapat mengatur suhu tubuhnya dengan berenang lebih dalam atau di bawah batang pohon berenang dan memasuki air yang lebih dingin atau hanya berada di permukaan air atau berenang mendekati tepian dan memasuki air yang lebih hangat. Ini adalah termoregulasi alamiah yang tidak ada di pemeliharaan dalam rumah (indoor captivity) karena suhu yang selalu sama di lingkungannya. Pada satu waktu, kura-kura moncong diamati pada suhu air 22°C. Kura-kura moncong babi itu diam di dasar aquarium selama dua jam, kecuali pada saat berenang ke permukaaan untuk mengambil udara. Pada saat suhu air dinaikan sampai 28°C, kura-kura menjadi aktif.

          Kura-kura moncong babi adalah kura-kura yang hidup di air keras(hard water) seperti ikan yang hidup di danau Afrika seperti danau Malawi. Kondisi alami dari tempat asalnya adalah sungai besar yang mengandung kapur (limestone). Ini berarti airnya memiliki kadar karbonat yang tinggi dan juga memiliki pH tinggi dan sangat setabil di antara 8.0 sampai 8.3. KH dan GH airnya antara 18 sampai 25 dH. Faktor lainnya yang perlu diperhitungkan adalah bahwa kura-kura moncong babi tidak memilik tempurung yang berskat-skat, seperti tempurung lunak (soft shell) lainnya spt Apalone spinifera dan menderita dari predilection jamau dan infeksi bakteria yang parahnya dapat menjadi penyakit SCUD (Systemic Cutaneous Ulcerative Disease). Pada beberapa jamur agen termasuk organisma yang hidup di air netral (pH 6.5-7.5) dan mati pada pH yang tinggi. Maka dari itu pH yang tinggi memperbaiki kondisi kulit kura-kura. Kura-kura dengan iritasi kulit di karapasnya akan mengosok hilang kulitnya. Kura-kura air tawar bereaksi secara osmotik dengan air di lingkungannya dan pada saat airnya mengandung kadar garam yang tinggi ini juga dapat mengurangi beban kerja sistem renal (ginjal).

         Salah satu cara kami belajar bagaimana cara memelihara kura-kura ini adalah dengan melihat lingkungan alami mereka dan mencari apa yang mereka perlukan bedasarkan pada sesuatu yang membatasi penyebaraan mereka di alamnya. Sangat menarik bahwa kura-kura ini hanya ditemui di sungai sungai berkapur (limestone). Juga hanya ditemui di sungaisungai yang pH nya tinggi, konduktifiti yang tinggi dan alkalis yang tinggi. Ini berarti sangat stabil, sangat jernih airnya.

          Waktu kami di sungai Daly dengan kura-kura ini, penglihatan mencapai sampai lima meter. Maka dari itu waktu membuat lingkungan untuk kura-kura ini dan dalam jumlah yang banyak karena ekperimen ini, makin jelas bahwa kami perlu menduplikasi/mencontoh lingkungannya.
Kura-kura moncong babi adalah hewan omnivora, tetapi lebih condong ke herbivora daripada omnivora. Di Australia, kura-kura ini makan daun-daunan, buah dan bunga dari tumbuhan riparian khususnya fig ficus racemosa, apel syzygium forte dan pandanus aquaticus. Makanan lainnya termasuk serangga air, krustasea, moluska, ikan dan mamalia yang dimakan sebagai carrion dan tanaman air seperti lumut, vallisneria sp dan najar tenuifolia. Banyaknya macam yang dimakan memberi lingkup yang luas bagi oportunism dan makanan bervariasi sekali dengan makanan yang tersedia dari satu daerah ke daerah lainnya.

           Kura-kura yang diteliti oleh penulis senior diberi makan berbagai macam termasuk daun dandelion, apel, pir, pisang, anggur, tomat, selada, putih telur, cacing tanah dan daging putih ayam cincang. Rasio makanan tanaman-hewan adalah 3 : 2. Memberi makanan yang kaya adalah salah satu kunci bagaimana menjaga kura-kura sehat. Semua kura-kura terbukti omnivora, sangat rakus. Cara pemberi makan termasuk menyetuh makanan dengan probosics seperti mereka menciumnya, mengambil makanan dengan rahangnya dan menelannya. Cakar di fliper depannya kadang dipakai untuk merobek makanan yang besar menjadi kecil.

          Di alam, umur kawin kura-kura moncong babi jantan adalah setelah 14 sampai 16 tahun dengan ukuran karapas sekitar 30 cm. Betina mencapai umur kawin agak tua, setelah 20 sampai 22 tahun dengan ukuran karapas 30-34 cm.

          Berdasarkan laparoscopy dan pemeliharaan kura-kura dari menetas sepertinya memakan waktu sampai 25 tahun untuk kura-kura ini mencapai umur dewasa.

          Di kaptifiti(kandang), umur kawin dapat dicapai lebih awal. Hanya memerlukan 10 tahun untuk kura-kura moncong babi jantan mencapai umur kawinnya. Kura-kura yang ada di dalam pengamatan kami, ada dua kura-kura jantan yang berusaha kawin di umur tiga tahun dengan panjang karapas 14 sampai 15 cm.

          Bukti ternak dalam kaptiviti sangat terbatas pada dua tempat. Salah satunya terjadi di Bronx Zoo, New York USA dan satu lagi di Zoological Garden Wilhelma di Stuttgart, Jerman. Tidak ada rekord yang tersedia. Di kebun binatang Bronx Zoo pembiakan terjadi pameran Jungle World tetapi kura-kura berkembang biak tanpa intervensi dari penjaga. Pada kejadian yang lalu, mereka menangkap kura-kura dan menggunakan Oxytocin untuk mengambil telur tapi tidak berhasil.

          Pada kejadian ini inkubasi dilaksanakan dengan anakan yang diambil dari tempat pameran. Tahun berikutnya, kura-kura dibiarkan bertelur tetapi telurnya diambil dan diinkubasi dengan dua anakan dan pada Septembar 2003, satu anakan direkord dari satu pameran.

          Di tahun 1997, Roemp memberi sepasang kura-kura moncong babi ke Wilhelma zoological garden dengan dasar budidaya. Selain dari dua kura-kura ini, Wihelma telah memiliki tujuh grup kura-kura dewasa sendiri. Ternak captive ini terjadi di tahun 2002, tetapi secara tidak terduga. Telur-telur ditemukan dalam air di lingkungan dan satu menetas setelah diinkubasi, telur lainnya dimakan oleh kura-kura atau ikan besar yang ada di lingkungannya.

          Musim panas tahun 2004, Wilhelma zoological garden menemukan telur lainnya. Telur-telurnya diinkubasi secara artifisial, tetapi dua bulan berlalu setelah tanggal tetasnya, telurnya dibuka dan anakan ditemukan tidak bernyawa. Kurakuranya telah terbentuk.

          Karena tampangnya yang aneh dan meningkatnya persediaan, kura-kura moncong babi menjadi kura-kura yang umum dapat dibeli di toko-toko. Karena hobbyist yang membeli kura-kura ini, kurang memiliki pengetahuan dasar tentang bagaimana memelihara kura-kura ini, banyak kura-kura yang mati dalam beberapa bulan atau dapat dalam beberapa minggu. Sebaliknya jika dasar pemeliharaan telah dipenuhi, kura-kura moncong babi sepertinya kura air keras dan dapat hidup selamat. Bersih, alkalis – pH antara 8 sampai 8.3 dan suhu air hangat antara 28-30°C bersamaan dengan aquarium yang besar, luas dan makanan yang seimbang adalah faktor-faktor utama menyediakan dasar untuk pemeliharaan kura-kura yang berhasil. Kedapatan kura-kura yang rendah dalam satu aquarium dengan tempat persembunyian diperlukan supaya mencegah agresi antar kura-kura. Sebagai hewan omnivora, kura-kura moncong babi membutuhkan makanan yang seimbang yang mengandung tumbuhan dan hewani. Orang tidak dapat mengharapkan ternak berhasil dengan kura-kura ini jika tidak memiliki tempat yang luas dan sarang ada seperti yang ada di lingkungan alaminya. Tempat ini umumnya dapat disediakna oleh Zoological gardens atau institusi lainnya. Dengan pengetahuan yang benar, inkubasi telur dan penetasan dapat dilakukan secara buatan. Di tahun 2004, kura-kura moncong babi termasuk dalam apendiks II di CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora).

Sumber foto: http://calphotos.berkeley.edu/imgs/512x768/0000_0000/1007/0792.jpeg
Sumber info: http://ikhwah889.blogspot.com/2008/10/memelihara-kura-kura-moncong-babi.html
Moncong babi adalah kura-kura yang sangat aneh. Tampangnya yang morfologikal, pengetahuan yang terbatas dan grup kebetulan semua menyebabkan penaruhan filogenetika yang tidak benar dan juga mengenai sejarah alam yang tidak pasti. Data fosil untuk genus kura-kura ini kembali ke Miocene di Papua New Guinea. Ramsay pertama kali menerangkan jenis ini dari material yang dikumpulkan pada tahun 1885 dari ekspedisi Royal Geographic Society, lokasi di sungai Strickland. Pertama kali dideskripsikan sebagai Pleurodire dan diajukan sebagai hubungan kura-kura air tawar dan kura-kura air laut. Genus ini lalu ditetapkan ke keluarga baru Carrettochelyidae dan Baur memindahkan ke Carretochelys dan keluarga Carretochelyidatenya ke Cryptodires dan memperlihatkan persamaannya ke Trionychia.

Tulisan yang mendalam yang pertama kali dicetak tentang kebutuhan pemeliharaan atau prilaku di captivity moncong babi adalah tulisan yang ditulis oleh Dorrian. Tulisan lainnya seperti Konservasi Biologi kura-kura moncong babi oleh Georges dan Rode atau Moncong babi oleh Bargeron membahas sedikit tentang pemeliharaan, meninggalkan beberapa informasi yang berguna.

Di seluruh dunia ini ada beberapa kebun binatang dan individu yang memelihara kura-kura ini. Kebun binatang ini adalah Bronx Zoo di New York USA, Pittburgh Zoo di New Jersey USA Zoological Garden Wilhelma di Stuttgart, Germany, Territory Wildlife Park di Berry Springs, Australia, Taronga Park Zoo di Sydney, Australia, Hartley Creek Crocodile Farm di Cairns, Australia, Australia Zoo di Beewah, Australia dan the University of Canberra di Australia.
Pengarang junior dan senior telah memelihara kura-kura ini selama beberapa tahun dan telah melakukan banyak pengamatan dan dirangkum pada tulisan ini.

Karena kura-kura moncong babi adalah perenang yang baik, aquarium yang luas menjadi suatu keharusan. Alasan lainnya untuk menggunakan aquarium besar adalah karena kura-kura ini dapat tumbuh sampai 22,5 kg dan panjang 56.3 cm. Ukuran aquarium harus memberi kura-kura bergerak bebas dan juga dapat bersembunyi jika diperlukan. Waktu kura-kura ini ketakutan, mereka kabur seperti roket. Kura-kura muda diamati dapat melompat dari aquarium yang satu ke aquarium lainnya yang bersebelahan yang permukaannya hanya 2 cm dari ujung aquarium. Tambah besar aquarium, lebih kecil kesempatan untuk kura-kura terluka.

Karena kura-kura moncong babi dapat menjadi agresif kepada yang lainnya, aquarium besar juga dapat membantu menurunkan kepadatan. Prilaku agresif akan jelas terlihat. Prilaku agresif ini sudah dapat terlihat pada kura-kura yang hanya berumur enam bulan, tetapi dapat pula prilaku ini muncul pada umur yang lebih muda. Sebaliknya, Roempp mengatakan bawah setelah memiliki lima tahun kura-kura ini mulai memperlihatkan prilaku yang agresif satu sama lainnya. Prilaku agresif diperlihatkan dengan menggigit dan daerah yang sering digigit adalah ujung poseterior pada karapas, peripherals keenam sampai kesepuluh dan pygal, bagian dorsal leher dan lekukan kulit yang memanjang lateral pada setiap sisi dari dibawah permukaan ekor ke daerah paha dan turun ke lengan belakang. Karena rahangnya yang baik, gigitannya cukup menyakitkan dan dapat berdarah.

Pasir kali yang telah dicuci bersih dapat dipakai sebagai lapisan dasar aquarium. Jika lapisan cukup tebal, dapat menyediakan sebagai tempat persembunyian atau peristirahatan untuk kura-kura moncong babi karena mereka mebenamkan/mengubur mereka sendiri. Di beberapa occasions, mereka diamati melakukan ini sampai unjung probosics. Jika kepadatan jumlah kura-kura sangat tinggi maka pemakaian lapisan pasir yang tebal, dengan kayu/dahan/akar air dianjurkan untuk memberi tempat persembunyiaan dan mencegah kura-kura mengigit satu sama lain.

Kelihatannya kura-kura moncong babi dapat berprilaku sangat berbeda pada toleransi dengan jenis testudines lainnya.

Menurut Dorrian, kura-kura moncong babi tidak memperlihatkan sifat agresif mereka terhadap kura-kura dari Chelidae (Macrochelodina expansa, Macrochelodina rugosa, Chelodina longicollis, Emydura macquarii krefftii and Elseya latisternum).

Sebaliknya, menurut Roempp ada beberapa masalah yang ditimbulkan dalam memelihara kura-kura moncong babi bersama kura-kura jenis lainnya. Saya mempunyai masalah dengan Macrchelodina rugosa betina. Kura-kura betina ini mendapat beberapa gigitan yang parah di lengan belakangnya oleh kura-kura moncong babi betina saya.; Kejadian yang sama terjadi terhadap Macrochelodina expansa. Sebaliknya kura-kura moncong babi jantan tidak pernah agresif terhadap jenis lainnya.Saya tidak tahu jika sifat agresif tergantung pada jenis kelamin. Penulis senior memelihara empat moncong babi dengan Emydura subglobosa muda dan dewasa, jenis sympatric dan tidak ada tanda-tanda agresif terhadap jenis ini.

Untuk masalah suhu air ada beberapa macam pendapat. Dorrian menganjurkan airnya dihangatkan secara konstan pada suhu 26-27°C sedangkan Bargeron menyatakan suhu air harus antara 26.1°C dan 30°C. Georges dan Rose menganjurkan suhu air antara 28-30°C. Suhu 28-30°C ini telah ditemukan sebagai suhu optimal untuk kura-kura oleh penulis. Suhu diatas 32°C dan dibawah 26°C tidak dianjurkan karena suhu tubuh kura-kura ini tergantung oleh suhu air di sekitarnya. Di alamnya, kura-kura moncong babi dapat mengatur suhu tubuhnya dengan berenang lebih dalam atau di bawah batang pohon berenang dan memasuki air yang lebih dingin atau hanya berada di permukaan air atau berenang mendekati tepian dan memasuki air yang lebih hangat. Ini adalah termoregulasi alamiah yang tidak ada di pemeliharaan dalam rumah (indoor captivity) karena suhu yang selalu sama di lingkungannya. Pada satu waktu, kura-kura moncong diamati pada suhu air 22°C. Kura-kura moncong babi itu diam di dasar aquarium selama dua jam, kecuali pada saat berenang ke permukaaan untuk mengambil udara. Pada saat suhu air dinaikan sampai 28°C, kura-kura menjadi aktif.

Kura-kura moncong babi adalah kura-kura yang hidup di air keras(hard water) seperti ikan yang hidup di danau Afrika seperti danau Malawi. Kondisi alami dari tempat asalnya adalah sungai besar yang mengandung kapur (limestone). Ini berarti airnya memiliki kadar karbonat yang tinggi dan juga memiliki pH tinggi dan sangat setabil di antara 8.0 sampai 8.3. KH dan GH airnya antara 18 sampai 25 dH. Faktor lainnya yang perlu diperhitungkan adalah bahwa kura-kura moncong babi tidak memilik tempurung yang berskat-skat, seperti tempurung lunak (soft shell) lainnya spt Apalone spinifera dan menderita dari predilection jamau dan infeksi bakteria yang parahnya dapat menjadi penyakit SCUD (Systemic Cutaneous Ulcerative Disease). Pada beberapa jamur agen termasuk organisma yang hidup di air netral (pH 6.5-7.5) dan mati pada pH yang tinggi. Maka dari itu pH yang tinggi memperbaiki kondisi kulit kura-kura. Kura-kura dengan iritasi kulit di karapasnya akan mengosok hilang kulitnya. Kura-kura air tawar bereaksi secara osmotik dengan air di lingkungannya dan pada saat airnya mengandung kadar garam yang tinggi ini juga dapat mengurangi beban kerja sistem renal (ginjal).

Salah satu cara kami belajar bagaimana cara memelihara kura-kura ini adalah dengan melihat lingkungan alami mereka dan mencari apa yang mereka perlukan bedasarkan pada sesuatu yang membatasi penyebaraan mereka di alamnya. Sangat menarik bahwa kura-kura ini hanya ditemui di sungai sungai berkapur (limestone). Juga hanya ditemui di sungaisungai yang pH nya tinggi, konduktifiti yang tinggi dan alkalis yang tinggi. Ini berarti sangat stabil, sangat jernih airnya.

Waktu kami di sungai Daly dengan kura-kura ini, penglihatan mencapai sampai lima meter. Maka dari itu waktu membuat lingkungan untuk kura-kura ini dan dalam jumlah yang banyak karena ekperimen ini, makin jelas bahwa kami perlu menduplikasi/mencontoh lingkungannya.
Kura-kura moncong babi adalah hewan omnivora, tetapi lebih condong ke herbivora daripada omnivora. Di Australia, kura-kura ini makan daun-daunan, buah dan bunga dari tumbuhan riparian khususnya fig ficus racemosa, apel syzygium forte dan pandanus aquaticus. Makanan lainnya termasuk serangga air, krustasea, moluska, ikan dan mamalia yang dimakan sebagai carrion dan tanaman air seperti lumut, vallisneria sp dan najar tenuifolia. Banyaknya macam yang dimakan memberi lingkup yang luas bagi oportunism dan makanan bervariasi sekali dengan makanan yang tersedia dari satu daerah ke daerah lainnya.

Kura-kura yang diteliti oleh penulis senior diberi makan berbagai macam termasuk daun dandelion, apel, pir, pisang, anggur, tomat, selada, putih telur, cacing tanah dan daging putih ayam cincang. Rasio makanan tanaman-hewan adalah 3 : 2. Memberi makanan yang kaya adalah salah satu kunci bagaimana menjaga kura-kura sehat. Semua kura-kura terbukti omnivora, sangat rakus. Cara pemberi makan termasuk menyetuh makanan dengan probosics seperti mereka menciumnya, mengambil makanan dengan rahangnya dan menelannya. Cakar di fliper depannya kadang dipakai untuk merobek makanan yang besar menjadi kecil.

Di alam, umur kawin kura-kura moncong babi jantan adalah setelah 14 sampai 16 tahun dengan ukuran karapas sekitar 30 cm. Betina mencapai umur kawin agak tua, setelah 20 sampai 22 tahun dengan ukuran karapas 30-34 cm.

Berdasarkan laparoscopy dan pemeliharaan kura-kura dari menetas sepertinya memakan waktu sampai 25 tahun untuk kura-kura ini mencapai umur dewasa.

Di kaptifiti(kandang), umur kawin dapat dicapai lebih awal. Hanya memerlukan 10 tahun untuk kura-kura moncong babi jantan mencapai umur kawinnya. Kura-kura yang ada di dalam pengamatan kami, ada dua kura-kura jantan yang berusaha kawin di umur tiga tahun dengan panjang karapas 14 sampai 15 cm.

Bukti ternak dalam kaptiviti sangat terbatas pada dua tempat. Salah satunya terjadi di Bronx Zoo, New York USA dan satu lagi di Zoological Garden Wilhelma di Stuttgart, Jerman. Tidak ada rekord yang tersedia. Di kebun binatang Bronx Zoo pembiakan terjadi pameran Jungle World tetapi kura-kura berkembang biak tanpa intervensi dari penjaga. Pada kejadian yang lalu, mereka menangkap kura-kura dan menggunakan Oxytocin untuk mengambil telur tapi tidak berhasil.

Pada kejadian ini inkubasi dilaksanakan dengan anakan yang diambil dari tempat pameran. Tahun berikutnya, kura-kura dibiarkan bertelur tetapi telurnya diambil dan diinkubasi dengan dua anakan dan pada Septembar 2003, satu anakan direkord dari satu pameran.

Di tahun 1997, Roemp memberi sepasang kura-kura moncong babi ke Wilhelma zoological garden dengan dasar budidaya. Selain dari dua kura-kura ini, Wihelma telah memiliki tujuh grup kura-kura dewasa sendiri. Ternak captive ini terjadi di tahun 2002, tetapi secara tidak terduga. Telur-telur ditemukan dalam air di lingkungan dan satu menetas setelah diinkubasi, telur lainnya dimakan oleh kura-kura atau ikan besar yang ada di lingkungannya.

Musim panas tahun 2004, Wilhelma zoological garden menemukan telur lainnya. Telur-telurnya diinkubasi secara artifisial, tetapi dua bulan berlalu setelah tanggal tetasnya, telurnya dibuka dan anakan ditemukan tidak bernyawa. Kurakuranya telah terbentuk.

Karena tampangnya yang aneh dan meningkatnya persediaan, kura-kura moncong babi menjadi kura-kura yang umum dapat dibeli di toko-toko. Karena hobbyist yang membeli kura-kura ini, kurang memiliki pengetahuan dasar tentang bagaimana memelihara kura-kura ini, banyak kura-kura yang mati dalam beberapa bulan atau dapat dalam beberapa minggu. Sebaliknya jika dasar pemeliharaan telah dipenuhi, kura-kura moncong babi sepertinya kura air keras dan dapat hidup selamat. Bersih, alkalis – pH antara 8 sampai 8.3 dan suhu air hangat antara 28-30°C bersamaan dengan aquarium yang besar, luas dan makanan yang seimbang adalah faktor-faktor utama menyediakan dasar untuk pemeliharaan kura-kura yang berhasil. Kedapatan kura-kura yang rendah dalam satu aquarium dengan tempat persembunyian diperlukan supaya mencegah agresi antar kura-kura. Sebagai hewan omnivora, kura-kura moncong babi membutuhkan makanan yang seimbang yang mengandung tumbuhan dan hewani. Orang tidak dapat mengharapkan ternak berhasil dengan kura-kura ini jika tidak memiliki tempat yang luas dan sarang ada seperti yang ada di lingkungan alaminya. Tempat ini umumnya dapat disediakna oleh Zoological gardens atau institusi lainnya. Dengan pengetahuan yang benar, inkubasi telur dan penetasan dapat dilakukan secara buatan. Di tahun 2004, kura-kura moncong babi termasuk dalam apendiks II di CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora).


 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes