Tuesday, April 30, 2013

ASIAN LEAF TURTLE (CYCLEMYS DENTATA)

ASIAN LEAF TURTLE (CYCLEMYS DENTATA)

Kura-kura bergerigi atau Asian Leaf Turtle  yang memiliki nama ilmiah Cyclemys dentata ini mendapatkan namanya dari gerigi gerigi yang terdapat pada perisainya. Kura-kura Asian Leaf yang termasuk dalam family Geoemydidae dengan genus Cyclemys ini sering diperjual-belikan sebagai hewan peliharaan. Kura kura ini juga dikenal dengan sebutan kura-kura ceper. Ada juga yang menyebutnya sebagai kura-kura daun Asia, mengikuti namanya dalam bahasa Inggris, Asian Leaf Turtle.

Kura-kura Asian Leaf yang biasa hidup di air tawar yaitu di sungai sungai besar atau kecil yang aliran airnya lambat. Panjang tempurungnya atau karapasnya bisa mencapai panjang 24 cm saat dewasa. Kura kura Asian Leaf memiliki lima buah keping sisik vertebral di bagian tengah punggungnya. Keping-keping vertebral ini memiliki tonjolan memanjang, namun tonjolan ini cenderung akan menghilang setelah dewasa. Lehernya memiliki garis-garis memanjang, berwarna kekuningan atau kemerahan. Keping-keping sisik pada plastron atau penutup dada dan perut dihiasi dengan coretan-coretan radial berwarna kehitaman bercorak tebal atau tipis sampai mengabur.

Kura-kura ceper yang sesungguhnya yang biasa diperdagangkan adalah beiyogo yang bernam ilmiah Notochelys platynota. Dua jenis kura kura ini bisa dibedakan dari keping vertebral ke-5 atau ke-6 (kedua dari belakang) yang jauh menyempit dibandingkan dengan keping sebelum dan sesudahnya. Sedangkan kura-kura matahari atau kura-kura duri (Heosemys spinosa) memiliki gerigi pada semua keping marginalnya, bukan hanya pada keping marginal di bagian belakang.

Kura-kura ini menyebar dari India bagian utara, Bangladesh, Burma, Cina, Kamboja, Vietnam,Thailand, Semenanjung Malaya, Indonesia dan Filipina. Di Indonesia kura kura ini bisa didapati di Mentawai, Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Bali. Cyclemys dentata banyak diperdagangkan untuk dipelihara. Selain itu, bagi penduduk yang masih tradisional, hewan ini juga menjadi buruan untuk memenuhi kebutuhan protein di pedalaman. Meskipun mengalami tekanan sedemikian hingga populasinya hampir terancam punah, hewan ini belum dilindungi oleh undang-undang.

Sumber foto: http://i845.photobucket.com/albums/ab16/sonjakreptiles/MN%20Reptile%20Show%20Aug%202012/DSC00014.jpg
Sumber info: http://www.satwaunik.com/informasi-umum/asian-leaf-turtle/#more-2762
Kura-kura bergerigi atau Asian Leaf Turtle yang memiliki nama ilmiah Cyclemys dentata ini mendapatkan namanya dari gerigi gerigi yang terdapat pada perisainya. Kura-kura Asian Leaf yang termasuk dalam family Geoemydidae dengan genus Cyclemys ini sering diperjual-belikan sebagai hewan peliharaan. Kura kura ini juga dikenal dengan sebutan kura-kura ceper. Ada juga yang menyebutnya sebagai kura-kura daun Asia, mengikuti namanya dalam bahasa Inggris, Asian Leaf Turtle.

Kura-kura Asian Leaf yang biasa hidup di air tawar yaitu di sungai sungai besar atau kecil yang aliran airnya lambat. Panjang tempurungnya atau karapasnya bisa mencapai panjang 24 cm saat dewasa. Kura kura Asian Leaf memiliki lima buah keping sisik vertebral di bagian tengah punggungnya. Keping-keping vertebral ini memiliki tonjolan memanjang, namun tonjolan ini cenderung akan menghilang setelah dewasa. Lehernya memiliki garis-garis memanjang, berwarna kekuningan atau kemerahan. Keping-keping sisik pada plastron atau penutup dada dan perut dihiasi dengan coretan-coretan radial berwarna kehitaman bercorak tebal atau tipis sampai mengabur.

Kura-kura ceper yang sesungguhnya yang biasa diperdagangkan adalah beiyogo yang bernam ilmiah Notochelys platynota. Dua jenis kura kura ini bisa dibedakan dari keping vertebral ke-5 atau ke-6 (kedua dari belakang) yang jauh menyempit dibandingkan dengan keping sebelum dan sesudahnya. Sedangkan kura-kura matahari atau kura-kura duri (Heosemys spinosa) memiliki gerigi pada semua keping marginalnya, bukan hanya pada keping marginal di bagian belakang.

Kura-kura ini menyebar dari India bagian utara, Bangladesh, Burma, Cina, Kamboja, Vietnam,Thailand, Semenanjung Malaya, Indonesia dan Filipina. Di Indonesia kura kura ini bisa didapati di Mentawai, Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Bali. Cyclemys dentata banyak diperdagangkan untuk dipelihara. Selain itu, bagi penduduk yang masih tradisional, hewan ini juga menjadi buruan untuk memenuhi kebutuhan protein di pedalaman. Meskipun mengalami tekanan sedemikian hingga populasinya hampir terancam punah, hewan ini belum dilindungi oleh undang-undang.


Monday, April 29, 2013

BLACK KNOBBED MAP TURTLE (GRAPTEMYS NIGRINODA)






Black knobbed Map Turtle (Graptemys nigrinoda) yang sebelumnya dikenal sebagai kura kura sawback black knobbed adalah kura kura air yang berukuran kecil hingga sedang dengan warna kulit abu abu terang. Beberapa karakteristik yang paling membedakan kura kura ini dan genus Graptemys adalah adanya ‘paku’ yang menonjol pada tempurung kura kura. Mereka hanya mampu bertahan di air tawar, sehingga mereka hanya ditemukan dalam sistem sungai air tawar. Jenis ini biasanya terdapat di sungai sungai di Mobile Bay, Alabama dan Mississippi.

Tempurung dari Graptemys nigrinoda sedikit berkubah pada 4 tulang belakang pertama yang berbentuk menonjol dan berwarna hitam. Pada kura kura betina yang dewasa tonjolan ini akan berkurang . Tempurung kura kura ini berwarna gelap atau berwarna zaitun kecoklatan. Pada tiap pleura atau palte- dari tempurung berwarna kuning hijau dan warna hitam yang berbentuk cincin yang melingkar. Tukik kura kura ini berwarna mirip dengan yang dewasa tapi warnanya cenderung lebih cerah dan kontras.

Kepala kura kura ini kecil dan berwarna coklat gelap, bergaris garis kuning dengan crescent kuning di belakang mata yang menghadap ke ujung posterior dari kura kura. Garis garis ini terus ada hingga di kaki kura kura dengan bagian bawah yang lebih muda warnanya dari permukaan dorsal.

Kura kura betina berukuran dua kali jantan. Tempurung betina juga cenderung lebih tinggi daripada yang jantan, meskipun kura kura jantan memiliki ekor yang lebih panjang dari betina. Kira kira ukuran kura kura dewasa adalah mulai 7,6 hingga 10,2 cm pada jantan dan 10,2 hingga 19,1 cm pada kura kura betina.

Berjemur adalah kegiatan yang sangat disukai kura kura ini, biasanya saat pagi hari dan sore hari. Termoregulasi diperkirakan menjadi alasan utama untuk berjemur juga untuk penghapusan parasit dan pertumbuhan alga. Jika didekati, mereka akan melompat ke air di dekatnya. Setelah berada di dalam air, kura kura ini akan mencari perlindungan di antara cabang cabang pohon yang tumbang di dasar sungai. Sebagian besar mereka tinggal di dasar sungai yang berpasir dan sungai yang berdasar tanah liat dengan arus yang tidak terlalu deras. Tukik lebih memilih hidup di air yang tenang.

Spesies ini mengkonsumsi kumbang dan capung yang jatuh ke sungai. Tapi ada perbedaan menu makanan pada jantan & betina. Setelah pemeriksaan dari kedua masalah perut jantan & betina, ditemukan perbedaan persentase bahan makanan. Jantan memiliki sekitar 58% makanan dari hewani yang terdiri dari moluska dan serangga dan 40 % dari tumbuhan, sementara betina memiliki 70% makanan hewani dan 29% tumbuhan yaitu ganggang air tawar.

Kura jantan mencapai kematangan seksual pada umur 3 hingga 4 tahun dan betina mencapai kematangan pada umur 7 hingga 8 tahun. Betina akan bertelur sekitar 5 butir telur dalam satu clutch dan dapat menghasilkan 3 hingga 4 clutch per tahun. Saat ini kura kura jenis ini diklasifikasikan sebagai hewan yang terancam punah oleh US Fish and Wildlife Service dalam kategori sub 3 C, dan diklasifikasikan sebagai hewan yang Hampir Terancam oleh IUCN Red List. Kura kura ini kemungkinan besar terancam oleh degradasi habitat dan gangguan oleh manusia. Manusia biasanya menyingkirkan batang kayu yang mati dari pinggir sungai yang biasanya digunakan kura kura untuk berjemur di bawah sinar matahari. Gangguan yang tidak langsung pada sarang mereka juga mungkin akan menjadi masalah. Selain itu populasi kura kura ini bisa menurun akibat konsumsi telur mereka oleh manusia atau predator lainnya. Nelayan juga meskipun dalam banyak kasus tidak sengaja, dapat membunuh kura kura melalui jaring mereka.

Sebagian besar daerah habitat spesies ini adalah daerah yang dilindungi, tetapi sungai sungainya tetaplah rentan. Mobile River Basin Aquatic Ecosystem Recovery Plan atau perencanaan pemulihan ekosistem air telah diterapkan untuk mengatasi kebutuhan dari kurang lebih 22 spesies air. Salah satunya dalah spesies kura kura perut merah (Pseudemys rubriventris) yang habitatnya tumpang tindih dengan Graptemys nigrinoda. Karena inilah hal tersebut akan bermanfaat bagi kura kura black knobbed.

Penangkaran juga sudah menjadi pilihan bagi upaya konservasi. Penangkaran adalah kegiatan yang sangat masuk akal untuk meningkatkan ukuran populasi di penangkaran. Tapi masih belum jelas apakah hasil penangkaran kura kura black knobbed akan berkembang biak sendiri setelah dilepaskan di habitat aslinya.

LEOPARD TORTOISE (GEOCHELONE PARDALIS)



LEOPARD TORTOISE (GEOCHELONE PARDALIS)

Kura-kura Leopard  atau biasa dikenal dengan kura-kura pardalis merupakan kura-kura yang besar dan mempunyai warna yang menarik. Kura-kura ini dapat ditemukan di Afrika Timur dan Selatan, dari Sudan ke Cape Selatan. Kura-kura ini merupakan satu-satunya anggota dari genus Stigmochelys. Namun kura-kura ini dulu termasuk dari genus Geochelone.Kura-kura ini menyukai tempat-tempat yang kering, namun kadang-kadang mereka juga ditemukan di daerah yang basah. Pada saat suhu sangat panas ataupun sangat dingin kura-kura ini biasanya mencari tempat perlindungan di lubang-lubang hewan lain. Begitu juga saat membuat sarang untuk bertelur pada lubang-lubang tersebut karena kura-kura ini tidak bisa menggali. Hal tersebut tidak mengherankan karena mereka hidup di daerah padang rumput. Kura-kura ini juga dapat hidup hingga 80 sampai 100 tahun.

TAKSONOMI DAN ETIMOLOGI
Namanya adalah kombinasi dari dua kata Yunani. Stigma yang berarti "tanda" atau "titik" * dan Chelone (Χελωνη) yang berarti "kura-kura". Spesifik nama pardalis adalah dari kata Latin yang berarti pardus "macan tutul" dan mengacu pada bintik mirip macan tutul pada shell kura-kura.

DESKRIPSI
Kura-kura ini adalah kura-kura terbesar ke-empat di dunia. Ukuran kura-kura ini dapat mencapai hingga panjang 45 inchi atau 1,15 meter. Memiliki karapas yang tinggi dan scutes berbetuk piramida yang tidak biasa seperti kura-kura lainnya. Kulit dan latar belakang berwarna kuning krem dan karapas ditandai dengan bintik-bintik hitam atau bahkan garis-garis. Setiap individu mempunyai tanda yang unik.

KEBIASAAN
Kura-kura leopard adalah herbivora. Mereka berperilaku defensif dan sangat jarang bertingkah offensif. Mereka akan memasukkan kaki dan kepala ke dalam tempurung bila dirasanya ada bahaya. Pada saat itu kura-kura ini biasanya mendesis. Mungkin karena ruang udara dalam paru-paru menyempit akibat kepala dan kakinya yang ditarik ke dalam tempurung.

ADAPTASI
Seperti kura-kura pada umumnya kura-kura ini dapat menarik kepala dan kaki ke dalam karapas. Dan seperti kura-kura lainnya mulut mereka adalah paruh. Mereka ahli dalam memanjat terlebih kura-kura muda.

PEMELIHARAAN 
Pardalis jenis yang mungkin agak sulit untuk dipelihara dan sangat tidak direkomendasikan untuk pemula. Daya tahan tubuh pardalis merupakan yang paling lemah dan mudah sekali terkena serangan penyakit infeksi saluran pernafasan. Sering dijumpai kasus kematian mendadak pada tortoises, terutama pada leopard pardalis ini. 
Dalam pemeliharaaan pardalis ini, usahakan kondisi kandang selalu kering, dengan kelembaban yang sangat rendah. Ini Mutlak dibutuhkan untuk menjaga kesehatan leopard tortoise. Suhu kandang usahakan berkisar antara 29'-32'C.

Asupan makanan yang dibutuhkan pada pemeliharaan umum sepeerti : caisim, pakchoi, wortel, fumak, siomak dan buah - buahan untuk memenuhi kebutuhan mineral dan gizi pardalis tersebut.

Sumber foto: http://gallery.photo.net/photo/8506396-lg.jpg
Sumber info: http://jinkuraku.blogspot.com/2013/01/kura-kura-leopard-atau-biasa-dikenal.html
Kura-kura Leopard atau biasa dikenal dengan kura-kura pardalis merupakan kura-kura yang besar dan mempunyai warna yang menarik. Kura-kura ini dapat ditemukan di Afrika Timur dan Selatan, dari Sudan ke Cape Selatan. Kura-kura ini merupakan satu-satunya anggota dari genus Stigmochelys. Namun kura-kura ini dulu termasuk dari genus Geochelone.Kura-kura ini menyukai tempat-tempat yang kering, namun kadang-kadang mereka juga ditemukan di daerah yang basah. Pada saat suhu sangat panas ataupun sangat dingin kura-kura ini biasanya mencari tempat perlindungan di lubang-lubang hewan lain. Begitu juga saat membuat sarang untuk bertelur pada lubang-lubang tersebut karena kura-kura ini tidak bisa menggali. Hal tersebut tidak mengherankan karena mereka hidup di daerah padang rumput. Kura-kura ini juga dapat hidup hingga 80 sampai 100 tahun.

TAKSONOMI DAN ETIMOLOGI
Namanya adalah kombinasi dari dua kata Yunani. Stigma yang berarti "tanda" atau "titik" * dan Chelone (Χελωνη) yang berarti "kura-kura". Spesifik nama pardalis adalah dari kata Latin yang berarti pardus "macan tutul" dan mengacu pada bintik mirip macan tutul pada shell kura-kura.

DESKRIPSI
Kura-kura ini adalah kura-kura terbesar ke-empat di dunia. Ukuran kura-kura ini dapat mencapai hingga panjang 45 inchi atau 1,15 meter. Memiliki karapas yang tinggi dan scutes berbetuk piramida yang tidak biasa seperti kura-kura lainnya. Kulit dan latar belakang berwarna kuning krem dan karapas ditandai dengan bintik-bintik hitam atau bahkan garis-garis. Setiap individu mempunyai tanda yang unik.

KEBIASAAN
Kura-kura leopard adalah herbivora. Mereka berperilaku defensif dan sangat jarang bertingkah offensif. Mereka akan memasukkan kaki dan kepala ke dalam tempurung bila dirasanya ada bahaya. Pada saat itu kura-kura ini biasanya mendesis. Mungkin karena ruang udara dalam paru-paru menyempit akibat kepala dan kakinya yang ditarik ke dalam tempurung.

ADAPTASI
Seperti kura-kura pada umumnya kura-kura ini dapat menarik kepala dan kaki ke dalam karapas. Dan seperti kura-kura lainnya mulut mereka adalah paruh. Mereka ahli dalam memanjat terlebih kura-kura muda.

PEMELIHARAAN 
Pardalis jenis yang mungkin agak sulit untuk dipelihara dan sangat tidak direkomendasikan untuk pemula. Daya tahan tubuh pardalis merupakan yang paling lemah dan mudah sekali terkena serangan penyakit infeksi saluran pernafasan. Sering dijumpai kasus kematian mendadak pada tortoises, terutama pada leopard pardalis ini. 
Dalam pemeliharaaan pardalis ini, usahakan kondisi kandang selalu kering, dengan kelembaban yang sangat rendah. Ini Mutlak dibutuhkan untuk menjaga kesehatan leopard tortoise. Suhu kandang usahakan berkisar antara 29'-32'C.

Asupan makanan yang dibutuhkan pada pemeliharaan umum sepeerti : caisim, pakchoi, wortel, fumak, siomak dan buah - buahan untuk memenuhi kebutuhan mineral dan gizi pardalis tersebut.


Thursday, April 25, 2013

RES ( Red Ear Slider )

Red Ear Slider atau biasa disingkat RES merupakan salah satu jenis kura air. RES memiliki nama ilmiah  ''Trachemys Scripta Elegans''. Di Indonesia, RES biasa disebut dengan kura brazil, namun hal ini masih ada kesalahpahaman, karena ada yang menyebutkan bahwa kura brazil merupakan kura jenis lain, yaitu "Trachemys dorbigni". RES berasal dari bagian selatan Amerika Serikat, memiliki warna tempurung campuran antara hijau dan kuningDaya tahan RES yang kuat membuat kura-kura mudah beradaptasi dengan lingkungan manapun. Umur kura-kura ini dapat mencapai usia 20 tahun dengan panjang maksimal sekitar 30 cm. RES berkembang biak dengan cara bertelur. Jumlahnya bervariasi antara 20 hingga 45 butir tergantung kesuburan dan cuaca.
Berikut ini beberapa foto RES peliharaan ku beserta tempatnya :

 Red Ear Slider ukuran karapas sekitar 5 cm

 Tempat Piara RES perlu disediakan daratan untuk basking / berjemur. Hal ini dapat mencegah tumbuhnya jamur pada tubuh kura-kura. RES juga perlu dijemur pada pagi hari sekitar 10 - 15 menit.

2 ekor RES ku yang aku pelihara di baskom persegi. 



 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes